Selasa, 16 April 2013

Kisah Trader Sukses - John Neff



Para trader yang telah sukses dalam karirnya sebagian besar mendedikasikan pengetahuan dan waktunya guna mengembangkan dunia trading dan investasi seperti mendirikan perusahaan investasi, menjadi konsultan, komentator di berbagai media investasi dan bisnis, mengembangkan software trading, menulis buku, dan lain sebagainya. Kita bisa mengambil manfaat positif dari kisah perjalanan karir dan pandangan mereka tentang dunia trading dan investasi.

John Neff - profesionalnya profesional

John Neff adalah salah seorang trader saham terkemuka di Amerika Serikat. Dalam mengelola dana ia berpartner dengan National City Bank of Cleveland dan Wellington Management Company, dua perusahaan investasi besar terkemuka di AS dimana Neff pernah bergabung sebelumnya. Para fund manager, trader dan analis menyebutnya sebagai ‘profesionalnya profesional’ karena kecakapannya mengelola dana. Mereka mengakui ketrampilan Neff dalam  trading saham dan percaya bahwa dana yang diinvestasikan cepat atau lambat pasti akan berkembang.


                                                    

Neff dikenal mahir dalam menerapkan strategi diversifikasi dalam portofolio tradingnya. Ia trading pada semua jenis saham di bursa, baik yang berukuran besar, menengah maupun kecil, asalkan price to earning ratio (P/E)-nya rendah. Dua strategi yang sering diterapkan Neff dalam mengejar saham yang menurutnya prospektif adalah dengan membeli pada saat harga saham tersebut jatuh akibat berita yang kurang menguntungkan, dan membeli saham industri yang populer lewat ‘jalan tikus’ (maksudnya tidak secara langsung). “Saya tidak pernah membeli saham yang menurut pandangan saya saham tersebut belum layak untuk dijual.” katanya.

Lahir di Wauseon, Ohio, AS pada tahun 1931, John Neff tidak pernah membayangkan menjadi trader saham. Ia memperoleh gelar Bachelor of Arts dengan predikat summa cum laude dari University of Toledo pada tahun 1955. Neff baru mulai tertarik dalam trading ketika ia bekerja sebagai securities analyst di National City Bank of Cleveland. Ia kemudian memperdalam pengetahuan dibidang ini hingga memperoleh gelar MBA dari Case Western Reserve University pada tahun 1958.

Neff bergabung dengan Wellington Management Co. sebagai manager portofolio pada tahun 1964 hingga ia pensiun tahun 1995 dengan posisi terakhir sebagai Senior Vice President. Ia tetap trading dan mengelola dana para client-nya dengan berafiliasi dengan 2 perusahaan besar dimana ia pernah bergabung. Selain itu Neff juga menulis buku dan beberapa artikel di Wall Street Journal dan Value Line. Salah satu bukunya yang terkenal adalah ‘John Neff On Investing’ yang diterbitkan tahun 2001.

John Neff tak ingin ketinggalan dalam mengikuti perkembangan ekonomi global, dan selalu mengedukasi diri guna menambah wawasan investasinya. Dalam sebuah wawancara oleh Ryan Furman dari Motley Fool, Neff mengatakan bahwa ia selalu membaca ulang Wall Street Journal dan Value Line minimal 2 kali. “Jika Anda ingin serius trading, Anda harus serius mengikuti apa yang sedang terjadi di pasar” kata Neff yang juga menjabat sebagai Chairman of the Investment Board University of Pennsylvania itu.


Sumber : www.fxfisherman.com
                www.investopedia.com

Jumat, 15 Maret 2013

Trade with High Low in Sesion Asia



Sistem Trade Kali ini. adalah kita menggunakan sistem High Low kembali.  Hanya menggunakan High Low di sesi Asia. Sebagaimana di ketahui Sesi London dan Amerika adalah sesi yang Fluktuatif. Sistem trade kali ini adalah sistem pending  sebelum sesi London Masuk.

Coba dilihat.  High Low sesi Asia tanggal 3/1/2013 adalah :

High  1.3190

Low   1.3125

Kita buat Pending dengan

BUY STOP  di  1.3190

SELL STOP di  1.3125




HASILNYA




1. Cara Trade ini adalah acuannya menggunakan harga tertinggi / terendah di sesi Asia.
2. Sebelum masuk sesi Eropa / london buat lah pending
3. TP. 5 -80 pip.

renung dan pikirkan. silahkan uji coba terlebih dahulu.

Senin, 11 Maret 2013

Risk Management Switching dan Averaging




Risk Management Switching dan  Averaging

Ditulisan sebelumnya pernah di ulas mengenai Switching dan  Averaging. Dalam tulisan saya coba membahas akan Risk Managemennya. Namun alangkah baiknya untuk membaca baca dulu ulusan tentang  Switching dan  Averaging. Silahkan di kunjungi dulu ;

Metodologi Averaging
Metodologi Switching

Switching


Teknik dilakukan dengan cara menutup posisi yang rugi dan segera mengambil posisi baru yang searah dengan pergerakan harga selanjutnya. Idenya adalah untuk me-recovery kerugian yang diakibatkan oleh posisi transaksi sebelumnya. Teknik ini lebih efektif apabila dilakukan ketika terjadi perubahan arah harga yang cepat dan drastis.

Berikut ilustrasinya:


 


Lakukanlah teknik ini bila Anda sudah benar-benar yakin bahwa pasar akan bergerak cukup kencang, sebab dengan melakukan teknik ini berarti Anda membuka satu posisi baru lagi yang tentu dibayangi resiko kerugian jika ternyata pasar berbalik arah lagi. Kematangan analisis dan tingkat kesiapan mental turut mempengaruhi kesuksesan teknik ini.

Averaging


Averaging (atau disebut juga sebagai cost-averaging) merupakan teknik manajemen resiko yang cukup ekstrim karena pada dasarnya teknik ini mencoba untuk “melawan” pasar. Ide dasarnya adalah pasar tidak mungkin bergerak ke satu arah saja untuk selamanya.

Berikut adalah sebuah ilustrasinya:


 


Teknik ini sangat beresiko. Teknik ini sangat tidak dianjurkan bagi para trader yang memiliki dana minim.Di coba coba dulu di akun demo. Untuk lot disesuiakan saja Ok !!.

Sumber :

Metodologi Averaging

Metodologi Switching
Mysmartfx

Kamis, 07 Maret 2013

Pengenalan Bertransaksi Dalam Forex


1. Spot
Definisi : Dalam pertukaran dua mata uang asing pada nilai tukar yang telah disetujui bersama terlebih dahulu untuk maksud dihantarkan secara tunai. Penghantaran tunai dipertimbangkan dalam waktu dua hari kerja, terkecuali untuk mata uang Dollar Canada, dimana memiliki waktu hantaran tunai hanya satu hari kerja.
Contoh :
Hari ini tanggal 08 Juni 2011.Nasabah X membeli EUR/USD 1.000.000 untuk harga saat itu 0.9950 Penghantaran tanggal 10 Juni 2011.
2. Bid/Offer
Penawaran beli dan jual telah diberikan pada masing-masing mata uang dasar. 1 unit dasar mata uang adalah berapa besarannya untuk mata uang lainnya.
Contoh : EUR/USD : 0.9950/54
Bid :
0.9950 adalah dimana si pedagang besar/pencipta pasar membali mata uang dasar dan si nasabah menjual mata uang tersebut.
Offer :
0.9954 adalah dimana si pedagang besar/pencipta pasar menjual mata uang dasar dan si nasabah membeli mata uang tersebut.
Contoh kasus untuk Transaksi Spot.
Nasabah :
Saya X referensi nasabah dari X, minta tolong dapatkah anda menunjukkan ke saya harga spot untuk EUR/USD sebesar 1.000.000.- ?
Broker : 0.9950/54
Nasabah : Pada harga 0.9954 saya beli 1 juta EUR.
Broker :
Baiklah pada harga 0.9954 anda telah membeli EUR sebesar 1 juta terhadap USD jatuh tempo pada tanggal 10 juni.


3. Forward Outright
Suatu pasar Forward Valuta Asing adalah sebuah pertukaran dari dua mata uang asing sebelum nilai tukarnya dikukuhkan pada berbagai tanggal selain tanggal jatuh tempo penghantaran ditempat.
Suatu forward tunai adalah sebuah pertukaran tunggal dua mata asing sebelum nilai tukarnya dikukuhkan untuk penghantaran bulan berikutnya (Spot + Point Forward).
Perhitungan dari pertukaran nilai dari Forward adalah berdasarkan pada harga spot awal dan tingkat suku bunga yang berbeda-beda :
Hari ini : Tanggal 8 Juni 2011 Spot EUR/USD 0.9954 (Nilai tanggal 10 Juni). Nasabah X membeli EUR/USD 1.000.000. Forward (diajukan), pada harga 0.9942 untuk 1 bulan. Pertukaran mata uang asing pada tanggal 10 Juli 2011.
Contoh kuotasi harga sebuah forward tunai :
SPOT EUR/USD 0.9950/54
1 Bulan 15 - 12 (Discount)
Kuotasi Forward Tunai 0.9935 - 0.9942

Contoh untuk transaksi Forward Tunai :
Nasabah : Saya X referensi Nasabah X, minta tolong dapatkah anda menunjukkan kepada saya harga Forward Tunai EUR/USD sebesar 1.000.000 untuk 1 bulan ?

Broker :
Forward Tunai EUR/USD untuk 1 bulan adalah 0.09935/42.
Nasabah : Beli pada harga 0.9942 sebesar 1.000.000 EUR.
Broker : Ok. pada harga 0.9942 anda telah membeli EUR terhadap USD sebesar 1 juta dengan nilai tanggal 10 Juli 2011.


4. FX Swap
Suatu pasar Forward Valuta Asing adalah sebuah pertukaran dari dua mata uang asing sebelum nilai tukarnya dikukuhkan pada berbagai tanggal selain tanggal jatuh tempo penghantaran ditempat.
Suatu pasar Swap Valuta Asing adalah sebuah perjanjian untuk membuat suatu pertukaran nilai dari beberapa mata uang asing pada harga saat itu dengan sebuah pembalikan posisi dari kedua mata uang tersebut pada tanggal tertentu. Berbeda sekali dari sebuah Forward Tunai adalah bahwa terdapat perlakuan untuk dua penghantaran.
Dapat dibandingkan dengan meminjam atau pinjaman.
Contoh untuk FX Swap :
Harga Spot/USD 122.75/80
Forward Tunai 48/44 (Discount)

Nasabah : Saya X, referensi Nasabah X, minta tolong dapatkah anda menunjukkan kepada saya harga Swap USD/JPY untuk 3 bulan ?
Broker : Swap USD/JPY 3 bulan adalah -48/-44.

Nasabah :
Ok. Beli dan Jual sebesar 1.000.000 USD/JPY pada saat Swap -48.

Broker :
Ok. anda telah membeli 1 juta USD/JPY pada harga 122.75 nilai tanggal Spot 10 Juli 2010 dan telah menjula 1 juta USD/JPY pada harga 122.27 dengan nilai tanggal 10 Agustus 2010.
Keterangan : Tidak ada pembukaan harga Spot pada FX Swap.


5. Premium / Discount

Premi/Diskonto adalah perbedaan tingkat suku bunga antara dua belah mata uang asing.
Premi :
Terdapat Premi ketika nilai Swap Positif (Nilai Forward melebihi sebuah nilai Spot). Ini terjadi ketika tingkat suku bunga dari mata uang dasar lebih rendah dari mata uang pasangan keduanya.
Contoh untuk USD/CAD.
Tingkat Suku Bunga USD untuk 3 bulan 1.25 pct
Tingkat suku bunga Dollar Canada untuk 3 bulan 2.75 pct
Nilai Swap USD/CAD untuk 3 bulan adalah 54 / 58

Diskonto
Terdapat sebuah Diskonto bila nilai Swap Negatif (Nilai Forward lebih rendah dari nilai Spot). Ini terjadi ketika tingkat suku bunga dari mata uang dasar lebih tinggi daripada mata uang pasangan keduanya.


Contoh untuk EUR/USD :
Tingkat Suku Bunga Euro untuk 3 bulan 2.65 pct
Tingkat suku bunga USD untuk 3 bulan 1.30 pct
Nilai SWAP untuk EUR/USD untuk 3 bulan adalah -38.5 / -33



6. Calculating Premium dan Discount
Nasabah ingin menjual EUR 3 Juta terhadap USD untuk 3 Bulan kedepan.
Tanggal Transaksi 11 February
EUR/USD 1.0710/14
Nilai USD 3 bulan 1.25 / 1.35 % Nilai EUR 3 Bulan 2.60 / 2.70 % Maturity 90 Hari

Bagaimana menghitung harga jual untuk EUR/USD untuk 3 bulan :
Metode 1 : Poin Forward= ((Spot x ( 1+( nilai OCR x n/360))) / ( 1 + ( Nilai BCR x n/360 ))) - Spot.

OCR = Other Currency Rate.
BCR = Base Currency Rate.
Poin Forward = ((1.0710 * (1 + (0.0125 * 90/360))) / (1 + (0.027 rate * 90/360))) - 1.0710.
Swap = -0.00385
Nilai Forward = 1.0710 - 0.00385 = 1.06715.
Metode Alternatif.
Meminjam   Pinjaman
EUR 3.000.000 Spot 1.0710 USD 3.213.000
90 hari pada 2.70% -- 90 hari pada 1.25 % Bunga = EUR 20.250 -- Bunga = USD 10.040.625 TOTAL EUR 3.020.250.-- -- TOTAL USD 3.223.040.625

Nilai Forward = 3.223.040.625 / 3.020.250.-- = 1.06715
Nasabah menjual EUR terhadap USD sebesar 3 juta pada harga 1.06715 untuk 3 Bulan ( 1.0710-0.00385).
Nasabah ingin membeli EUR 3 juta terhadap USD untuk 3 bulan kedepan.
Tanggal Transaksi 11 February
EUR/USD 1.0710/14
Nilai USD 3 bulan 1.25 / 1.35 % Nilai EUR 3 Bulan 2.60 / 2.70 % Maturity 90 Hari

Bagaimana menghitung harga beli untuk EUR/USD 3 Bulan kedepan.
1st Method. :
Point Forward = ((Spot x ( 1+( nilai OCR x n/360))) / ( 1 + ( Nilai BCR x n/360 ))) - Spot.
OCR = Other Currency Rate
BCR = Base Currency Rate
Point Forward = ((1.0714 * (1 + (0.0135 * 90/360))) / (1 + (0.026 rate * 90/360))) - 1.0714
Swap = - 0.0033
Nilai Forward = 1.0714 - 0.0033 = 1.0681
Metode Alternatif :
Meminjam   Pinjaman
EUR 3.000.000 Spot 1.0710 USD 3.213.000
90 hari pada 2.70% -- 90 hari pada 1.25 % Bunga = EUR 20.250 -- Bunga = USD 10.040.625 TOTAL EUR 3.020.250.-- -- TOTAL USD 3.223.040.625

Nilai Forward = 3.225.047.925 / 3.019.500.-- = 1.0681
Nasabah membeli EUR terhadap USD sebesar 3 juta pada harga 1.0681 untuk 3 Bulan ( 1.0714-0.0033).
Semoga artikel kali ini dapat membantu anda dalam Bertransaksi dalam dunia Trading.

seputarforex.com


Selasa, 05 Maret 2013

Menyesuaikan Target Sesuai Kemampuan



Setelah mengamati serta membaca referensi mengenai investasi pada bursa saham, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa saat ini IHSG sedang mengalami penurunan kembali. Akibat dari menurunya pergerakan bursa tersebut, apakah anda mengalami kerugian lagi? Sementara beberapa dari sahabat saya hanya bisa bergumam sambil gigit jari.

IHSGSementara ketika sahabat saya sedang mengalami keuntungan dari investasi nya, jarang sekali saya mendengar sahabat saya tersebut complain. Yang ada malah kata-kata seperti ini, “Wah saya mah dapat bunga 10% setahun tidak cukup”. Kalau 10% setahun tidak cukup bagaimana dengan 15% ataupun 20% per-tahun? Banyak orang yang tetap merasakan hasil investasi atau bunga sebesar angka-angka diatas tersebut tetap tidak cukup bagi mereka.

Dimana saat angka double digit tersebut tentu saja tidak akan cukup apabila dibandingkan dengan kenaikan harga spesifik saham, layaknya seperti saham pertambangan yang salah satu dari grup besar yang pernah naik tinggi dan kemudian menukik tajam kebawah juga, atau saham perusahaan telekomunikasi milik negara dan saham perusahaan consumer goods yang dalam jangka panjang bisa memberikan hasil investasi sampai ratusan persen seperti yang diberitakan oleh banyak media (tapi pada saat turun jarang ada yang menulis tentang saham tersebut). Kenaikan yang gila-gilaan ini dapat menyebabkan mengapa seorang investor tidak akan pernah puas dengan hasil investasi yang “hanya” 15-20% per-tahun tersebut.

Apabila kita review kembali, dimana rata-rata hasil investasi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sejak tahun 1988 hingga tahun 2006 (18 tahun), ialah hampir mencapai 30% per-tahun. Sengaja disini saya tidak mengikutsertakan kenaikan yang terjadi pada tahun 2007, karena sangat signifikan sekali dan terkesan “bubble”. Sedangkan pada  tahun 2008, kondisi pasar dunia sedang dilanda kelesuan yang disebabkan dengana adanya Global Crisis sehingga menyebabkan harga-harga saham rontok sebelum kembali lagi keposisi semula, pada tahun 2009, sampai awal tahun 2011 kemarin.

Oleh karena itu saya dapat memberikan kesimpulan bahwa rata-rata hasil investasi yang dapat kita harapkan dari bursa di Indonesia (IHSG), adalah disekitar 25% per-tahun, meskipun hasil riilnya lebih tinggi dari itu. Dimana angka-angka tersebut terlihat sangat fantastis, akan tetapi tidak banyak dari sang investor yang mampu mempertahankan hasil investasi rata-rata mereka diatas 20%, apabila diluar negeri 25%, dan di Indonesia.

Salah satu contoh, diluar negeri seperti yang terdapat di Amerika Serikat seorang investor kawakan dan guru bagi banyak para investor lain dibursa dan salah satu top 10 orang kaya didunia yaitu Warren Buffet hanya “mampu” mendapatkan hasil investasi rata-rata untuk portfolio perusahaannya, Bershire Hathaway sebesar 23% per-tahun sejak tahun 1965. Nah, pertanyaannya adalah apabila seorang guru investasi hanya bisa mendapatkan hasil sebesar itu, maka bagaimana dengan kita yang hanya investor rata-rata. Dengan kata lain: Jangan banyak berkhayal. Jadi, berapa sebenarnya target hasil investasi yang anda butuhkan?

Senin, 04 Maret 2013

Pengembangan Strategi Averaging



Pengembangan Strategi Averaging

Setidaknya ada tiga teknik yang dikembangkan dari strategi averaging, yaitu pyramiding, martingale dan anti-martingale.

Pyramiding


Pyramiding merupakan kebalikan dari cost-averaging. Jika pada cost averaging satu posisi terbuka ditambahkan setiap kali mengalami kerugian, maka dalam pyramiding posisi terbuka tersebut justru ditambahkan setiap kali mendapatkan keuntungan. ilustrasinya:




Teknik ini akan efektif jka digunakan pada saat pasar berada dalam keadaan trending. Teknik ini tidak akan efektif bila Anda gunakan jika pasar berada dalam keadaan sideways.

Martingale


Jika tadi Anda sudah mempelajari teknik averaging yang merupakan teknik yang ekstrim, maka teknik martingale ini merupakan teknik yang lebih ekstrim lagi. Dengan teknik ini, Anda bukan saja akan menambah posisi baru setiap mengalami kerugian namun juga melipatgandakan jumlah transaksinya. ilustrasinya:




Berbeda dengan teknik pyramiding, teknik ini justru lebih efektif jika digunakan pada saat pasar dalam keadaan cenderung sideways.

Anti-martingale


Teknik ini mirip dengan teknik pyramiding, hanya saja jumlah transaksinya dilipatgandakan setiap penambahan keuntungan. Teknik ini juga akan lebih efektif jika digunakan pada saat pasar dalam keadaan trending. ilustrasinya:


 
Di coba coba dulu di akun demo. Untuk lot disesuaikan

Sumber :

http://www.seputarforex.com/belajar/sistem/forex.php?id=104363&title=metodologi_pyramid_anti_martingale

http://www.seputarforex.com/belajar/sistem/forex.php?id=102118&title=metodologi_averaging_sistem

http://www.mysmartfx.com

Jumat, 01 Maret 2013

Style Trader Forex


Style Trader
Trader dapat kita jadikan 3 kelompok berdasarkan cara dan waktu tradingnya. Trader yang saya maksudkan disini adalah trader individu atau organisasi atau institusi keuangan yang trading untuk memperoleh profit dari fluktuatif nilai mata uang, bukan untuk kepentingan transaksi perdagangan internasional.

1. Trader Scalping
Trader seperti ini menerapkan cara scalping yaitu melakukan banyak order namun target perolehan pips yang sedikit antara 8 - 20 pips. Biasanya trader ini memanfaatkan banyak waktu didepan komputer untuk mengawasi pergerakan nilai mata uang. Trader ini cukup ketat dalam mengelola margin, biasanya mereka menggunakan Stop Loss karena tidak ingin kerugian mereka menjadi banyak.
 
Alasan broker melarang teknik ini tak lain karena membebani server. Biasanya Broker mempersulit para trader untuk entry/exit pada posisi yang diinginkan pada saat perdagangan tengah berlangsung, walaupun dijanjikan adanya fasilitas instant execution. Namun ada beberapa broker yang mengizinkan teknik ini dengan syarat-syarat tertentu.

2. Trader Intraday
Trader Intraday adalah perdagangan yang diarahkan pada perolehan keuntungan dalam satu hari. Trader jenis ini banyak menghabiskan waktu didepan komputer namun tidak mesti mengawasi pergerakan harga mata uang setiap saat. Target perolehan pips mereka lebih besar dari trader scalping, biasanya antara 20-80 pips. Namun frekuensi ordernya lebih sedikit dibandingkan trader scalping.

3. Trader Swing
Swing trading adalah sebuah gaya trading yang mencoba untuk menangkap keuntungan dalam pasar mata uang dalam waktu satu sampai empat hari. Swing trader menggunakan analisa teknikal untuk mencari Mata uang dengan harga momentum jangka pendek. Para pedagang ini tidak tertarik pada nilai fundamental, tetapi lebih pada tren harga mereka dan pola.


Biasanya style trading ini digunakan oleh trader yang tak ingin terus menerus mengamati chart. Lembaga Keuangan dalam ukuran terlalu besar tidak mudah untuk keluar masuk pasar dengan cepat. Maka pedagang individulah yang mampu mengeksploitasi gerakan harga mata uang dengan cepat tanpa harus bersaing dengan pedagang besar. Itulah alasan trader individu paling banyak menggunakan style ini.


Trader ini tidak selalu mengawasi komputer setiap saat karena mereka cukup longgar dalam mengelola margin. Mereka bisa menahan loss hingga ratusan pips dan tidak banyak yang menggunakan Stop Loss atau kalaupun menggunakan Stop Loss dengan pips yang besar. Makanya tidak mengherankan bila trader ini meng-close order hingga berhari-hari. Target perolehan pips trader ini besar, biasanya lebih dari 80 pips.